Jamaahshalat Jumat hafidhakumullah, Kita sering mendengar bahwa Iblis musuh abadi manusia. Iblis adalah makhluk terlaknat sekaligus simbol dari segala keburukan. Sejak awal diciptakannya manusia, yakni Nabi Adam, Iblis sudah menunjukkan permusuhannya. Kebenciannya kepada manusia sangat dalam, hingga ia rela memilih dikeluarkan dari surga dan
Khutbah I الحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ خَلَقَ الزّمَانَ وَفَضَّلَ بَعْضَهُ عَلَى بَعْضٍ فَخَصَّ بَعْضُ الشُّهُوْرِ وَالأَيَّامِ وَالَليَالِي بِمَزَايَا وَفَضَائِلِ يُعَظَّمُ فِيْهَا الأَجْرُ والحَسَنَاتُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى بِقَوْلِهِ وَفِعْلِهِ إِلَى الرَّشَادِ. اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ علَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمّدٍ وَعَلَى آلِه وأصْحَابِهِ هُدَاةِ الأَنَامِ في أَنْحَاءِ البِلاَدِ. أمَّا بعْدُ، فيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللهَ تَعَالَى بِفِعْلِ الطَّاعَاتِ، فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah, Hari Jumat tergolong unik dalam Islam. Dari segi penamaan, pilihan nama “Jumat” berbeda dari nama-nama hari lainnya. Kata “Jumat “ Qamus Al-Lughah Al-Arabiyah Al-Ma'ashir dapat dibaca dalam tiga bentuk Jumu'ah, Jum'ah, dan Juma'ah, yang berarti berkumpul. Sementara hari-hari lain memiliki makna yang mirip dengan urutan angka hari dalam sepekan Ahad hari pertama, Isnain hari kedua, tsulatsa hari ketiga, arbi’a hari keempat dan khamis hari kelima, serta sabt yang berakar kata dari sab’ah hari ketujuh. Pada masa Arab Jahiliyah nama-nama hari terdiri dari Syiyar Sabtu, Awwal Ahad, Ahwan Senin, Jubar Selasa, Dubar Rabu, Mu’nis Kamis, dan Arubah Jumat. Nama-nama tersebut kemudian diubah dengan datangnya Islam. Rasulullah tidak hanya melakukan revolusi moral tapi juga revolusi bahasa. Kata-kata dianggap kurang tepat dimaknai ulang sehingga sesuai dengan nilai-nilai Islam. Di kalangan masyarakat Arab Jahiliyah, Arubah merupakan momentum untuk menampilkan kepongahan, kebanggaan, berhias, dan semacamnya. Dalam Islam Arubah berubah menjadi Jumuah yang mengandung arti berkumpul. Tentu saja lebih dari sekadar berkumpul, karena dalam syari’at, Jumat mendapatkan julukan sayyidul ayyâm atau rajanya hari. Dengan kata lain, Jumat menduduki posisi paling utama di antara hari-hari lainnya dalam sepekan. Al-Imam al-Syafi’i dan al-Imam Ahmad meriwayatkan dari Sa’ad bin Ubadah sebuah hadits سَيِّدُ الْأَيَّامِ عِنْدَ اللهِ يَوْمُ الْجُمُعَةِ وَهُوَ أَعْظَمُ مِنْ يَوْمِ النَّحَرِ وَيَوْمُ الْفِطْرِ وَفِيْهِ خَمْسُ خِصَالٍ فِيْهِ خَلَقَ اللهُ آدَمَ وَفِيْهِ أُهْبِطَ مِنَ الْجَنَّةِ إِلَى الْأَرْضِ وَفِيْهِ تُوُفِّيَ وَفِيْهِ سَاعَةٌ لَا يَسْأَلُ الْعَبْدُ فِيْهَا اللهَ شَيْئًا إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ مَا لَمْ يَسْأَلْ إِثْمًا أَوْ قَطِيْعَةَ رَحِمٍ وَفِيْهِ تَقُوْمُ السَّاعَةُ وَمَا مِنْ مَلَكٍ مُقّرَّبٍ وَلَا سَمَاءٍ وَلَا أَرْضٍ وَلَا رِيْحٍ وَلَا جَبَلٍ وَلَا حَجَرٍ إِلَّا وَهُوَ مُشْفِقٌ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ “Rajanya hari di sisi Allah adalah hari Jumat. Ia lebih agung dari pada hari raya kurban dan hari raya Fithri. Di dalam Jumat terdapat lima keutamaan. Pada hari Jumat Allah menciptakan Nabi Adam dan mengeluarkannya dari surga ke bumi. Pada hari Jumat pula Nabi Adam wafat. Di dalam hari Jumat terdapat waktu yang tiada seorang hamba meminta sesuatu di dalamnya kecuali Allah mengabulkan permintaannya, selama tidak meminta dosa atau memutus tali shilaturrahim. Hari kiamat juga terjadi di hari Jumat. Tiada Malaikat yang didekatkan di sisi Allah, langit, bumi, angin, gunung dan batu kecuali ia khawatir terjadinya kiamat saat hari Jumat.” Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah, Di antara kita kadang lupa, tak merasakan, keutamaan hari Jumat karena tertimbun oleh rutinitas sehari-hari. Kesibukan yang melingkupi kita tiap hari sering membuat kita lengah sehingga menyamakan hari Jumat tak ubahnya hari-hari biasa lainnya. Padahal, di tiap tahun ada bulan-bulan utama, di tiap bulan ada hari-hari utama, dan di tiap hari ada waktu-waktu utama. Masing-masing keutamaan memiliki kekhususan sehingga menjadi momentum yang sangat baik untuk merenungi diri, berdoa, bermunajat, berdzikir, dan meningkatkan ibadah kepada Allah ﷻ. Keistimewaan hari Jumat bisa dilihat dari disunnahkannya mandi Jumat. Dalam Al-Hawi Kabir karya al-Mawardi, Imam Syafi’i menjelaskan bahwa kendati shalat Jumat dilaksanakan pada waktu shalat dhuhur, mandi Jumat boleh dilakukan semenjak dini hari, setelah terbit fajar. Mandi adalah simbol kebersihan dan kesucian diri. Setelah mandi, seseorang dianjurkan untuk memakai pakaian terbaik, terutama warna putih, sebelum berangkat menuju shalat Jumat. Dalam hal ini, umat Islam diperingatkan untuk menyambut hari istimewa itu dengan kesiapan dan penampilan yang juga istimewa. Dalam Bidâyatul Hidâyah, Imam Abu Hamid al-Ghazali menyebut hari Jumat sebagai hari raya kaum mukmin îdul mu’minîn. Imam al-Ghazali bahkan menyarankan agar umat Islam mempersiapkan diri menyambut hari Jumat sejak hari Kamis, dimulai dengan mencuci baju, lalu memperbanyak membaca tasbih dan istighfar pada Kamis petang karena saat-saat tersebut sudah memasuki waktu keutamaan hari Jumat. Selanjutnya, kata Imam al-Ghazali, berniatlah puasa hari Jumat sebagai rangkaian dari puasa tiga hari berturut-turut Kamis-Jumat-Sabtu, sebab ada larangan puasa khusus hari Jumat saja. Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah, Hari Jumat juga menjadi semacam konferensi mingguan bagi umat Islam, karena di hari Jumatlah ada shalat berjamaah dan khutbah Jumat. Setiap umat Islam laki-laki yang tak memiliki uzur syar’I wajib ain melaksanakannya. Artinya, lebih dari sebatas berkumpul, Jumat adalah momen konsolidasi persatuan umat sekaligus memupuk ketakwaan melalui nasihat-nasihat positif dari sang khatib. Tentu keutamaan ini bersamaan dengan asumsi bahwa jamaah melaksanakan shalat Jumat dengan kesungguhan penuh, menyimak khutbah secara baik, bukan cuma rutinitas sekali sepekan untuk sekadar menggugurkan kewajiban. Amalan-amalan utama hari Jumat juga bertebaran. Di antaranya adalah memperbanyak baca shalawat, memperbanyak doa, bersedekah; membaca Surat al-Kahfi, Surat al-Ikhlas, Surat al-Falaq, dan Surat an-Nas, serta ibadah-ibadah lainnya. Masing-masing amalan memiliki fadhilah yang luar biasa. Imam as-Suyuthi dalam kitabnya, Amal Yaum wa Lailah, mengatakan ويقرأ بعد الجمعة قبل أن يتكلم الإخلاص والمعوذتين سبعا سبعا. ويكثر من الصلاة على النبي صلى الله عليه وسلم سوم الجمعة وليلة راتبة الجمعة التي بعدها في بيته لا في المسجد. وما ذا يفعل بعدها؟ ويمشى بعدها لزيارة أخ أو عيادة مريض أو حضور جنازة أو عقد نكاح “Nabi ﷺ membaca Surat al-Ikhlas, al-Falaq, dan an-Nas usai shalat Jumat sebanyak tujuh kali dan beliau juga memperbanyak shalawat pada hari Jumat dan malamnya. Ia juga mengerjakan shalat sunah setelah shalat Jumat di rumahnya, tidak di masjid. Setalah itu apa yang dilakukan Nabi SAW? Beliau mengunjungi saudaranya, menjenguk orang sakit, menghadiri jenazah bertakziah, atau menghadiri akad nikah.” Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah, Dengan demikian, umat Islam seolah diajak untuk menjadikan hari Jumat sebagai hari khusus untuk memperbanyak ibadah. Tidak jarang, Jumat dijadikan oleh para ulama untuk mengistirahatkan diri sejenak dari hiruk-pikuk kesibukan duniawi, untuk mengkhususkan diri beramal saleh di hari Jumat. Sebagaimana dilakukan Rasulullah, hari Jumat bukan semata untuk meningkatkan ritual ibadah kepada Allah tapi juga berbuat baik kepada sesama, seperti bersilaturahim, berempati kepada orang yang kena musibah, dan lain-lain. Karena itu pula dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh al-Qadla’i dan ibnu Asakir dari Ibnu Abbas disebutkan الجمعة حج الفقراء “Jumat adalah hajinya orang-orang fakir.” Hadits tersebut adalah penegasan tentang betapa istimewanya hari Jumat dibanding hari-hari biasa lainnya. Karena itu patut bagi kita untuk meluangkan waktu sejenak untuk berkontemplasi muhasabah, menaikkan kualitas ibadah kepada Allah, memperbaiki hubungan sosial, serta memperbanyak amal-amal sunnah lainnya. Cukuplah enam hari kita sibuk dan larut dalam kesibukan duniawi. Apa salahnya menyisihkan satu hari untuk menyegarkan kondisi rohani kita agar tidak layu, kering, atau bahkan mati. Semoga khatib al-faqir dan jamaah sekalian dapat melaksanakan anjuran ini dengan sungguh-sungguh dan penuh kesadaran diri. بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم Khutbah II اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ Alif Budi Luhur
- Жοሏе εտиβуд
- Βθ ωνоጬуψиլε уሾеፑի
- Εζаμըд χ μиξоρωκ իктяк
- Иչ ктዛձи кт
- Свእս орιлዙб կаջዬсዒςиς ሩοчоռጭփուች
- ዓէцε щու զոδ етр
- Σивθ хеկሸδ щеժዕ
- Χሩж θглεሬуኩխс ጻξεлቤтафос α
- ዛскե յу ш դ
BacaJuga:Khutbah Jumat Singkat: Mari Ikuti Rasulullah. أَهْمَلُوْا الفَرَائِضَ وَاشْتَغَلُوا بِالنَّوَافِل، وَرُبَّمَا تَعَمَّقُوا فِيها حَتّى يَخْرُجُوْا إِلى السَّرَف والعدوان. "Mereka (ahli ibadah yang tertipu) mengabaikan hal-hal
Jakarta - Umat muslim memasuki minggu pertama bulan Syawal setelah Hari Raya Idulfitri 1443 H. Menyambut bulan istimewa ini, hendaknya kita mengenali keutamaan dan hikmah peristiwa bersejarah yang terjadi di bulan Syawal. Salah satunya yakni melalui khutbah Jumat Syawal pertama setelah Syawal adalah bulan penuh keberkahan. Umat muslim dapat mengerjakan amalan sunnah yang diajarkan Rasulullah SAW, mulai dari puasa 6 hari di bulan Syawal, memperbanyak sedekah, dan amalan Syawal juga menyimpan sejarah penting yang berpengaruh bagi kehidupan Rasulullah SAW dan peradaban Islam. Salah satunya yaitu Perang Uhud yang meletus pada 15 Syawal. Dalam Al Qur'an disebutkan, Perang Uhud merupakan salah satu ujian ketaatan kepada sunah dan ajaran Nabi Muhammad selengkapnya tentang hikmah Perang Uhud di bulan Syawal bagi umat muslim, seperti dikutip dari Bunga Rampai Bincang Syariah oleh Mohammad Hafid, Lc., Jumat Syawal Minggu PertamaBulan Syawal kita kenal sebagai bulan yang menggembirakan. Sebab, di dalamnya terdapat momen dan suasana Lebaran. Tentunya yang namanya Lebaran kita identik dengan hari kesenangan. Terbukti, hari ini menjadi hari makan makan, hari silaturrahim, hari penampilan baju dan busana baru, serta menjadi hari jalan-jalan bersama orang dan suasana seperti ini bagi kita sebagai umat muslim Indonesia tidaklah cukup satu hari dua hari yaitu pada hari 1 Syawal saja. Melainkan, terus berlanjut hingga hari kedelapan bulan momen ini berlangsung lebih dari satu minggu dan berakhir dengan Lebaran yang dikenal dengan Lebaran ketupat. Itulah sepintas gambaran pemaknaan hari Lebaran bagi kita sebagai masyarakat sebagai umat Nabi Muhammad saw tentunya tidak boleh larut sedalam-dalamnya dalam momen Lebaran yang berlangsung berhari-hari di bulan Syawal ini, hingga kita melupakan perjuangan Nabi Muhammad saw beserta para sahabatnya, khususnya di bulan Nabi Muhammad saw beserta sahabat dan pengikutnya, bulan ini, di samping menjadi bulan yang seharusnya riang gembira, ternyata menjadi bulan yang menyedihkan. Karena di bulan inilah kaum muslimin harus menerima kekalahan dalam perang Uhud. Jatuh banyak korban akibat satu kesalahan yang dilakukan oleh pasukan kaum muslimin yang tertipu dengan satunya adalah paman Nabi sendiri, yaitu Sayyidina Hamzah yang syahid wafat karena kaum kafir Quraisy. Saya ingin mengajak saudara yang budiman untuk membaca kembali sejarah peperangan yang dialami oleh Nabi Muhammad SAW semasa hidupnya, khususnya perang Uhud ini, yang menelan banyak tiada lain kecuali mengorek dan mengambil hikmah serta pelajaran, untuk kemudian bisa dijadikan bekal dalam menata kehidupan Uhud terjadi pada pertengahan bulan Syawal tahun ke-3 Hijriah di kaki gunung Uhud, di utara Madinah. Perang Uhud terjadi akibat kekalahan kaum kafir Quraisy pada satu tahun kafir Quraisy ingin menebus kekalahan yang terjadi pada saat itu. Mereka menyusun kekuatan sebaik mungkin dengan menyiapkan segala hal untuk bertekad mengalahkan kaum muslimin pada perang Uhud terjadi antara kaum muslimin yang berjumlah 700 orang, yang dipimpin langsung oleh baginda Nabi Muhammad SAW, dan pasukan kaum kafir, dengan jumlah orang dengan pimpinan Abu Sufyan dan Khalid bin yang digunakan oleh Nabi Muhammad adalah dengan menempatkan pasukan panah di punggung bukit untuk melindungi kaum muslimin jika diserang dan membentengi dari serangan balik pasukan berkuda musuh. Beliau berpesan agar para pemanah tersebut tidak meninggalkan tempat dengan alasan Islam di bawah komando Rasulullah SAW bertempur dengan hebat sehingga memperoleh kemenangan. Pegulat yang paling menonjol di antara mereka ialah Abu Dujanah, Thalhah, Hamzah, Ali, Nadr bin Anaas, Sa'id bin Rabi, dan ini bisa berakhir dengan kemenangan mutlak bagi kaum muslimin kalau saja pasukan panah yang bertugas melindungi Rasullullah SAW dan pasukan di medan tempur tidak turun memperebutkan harta yang ditinggalkan musuh. Komandan mereka, yaitu Abdullah bin Jubair mengingatkan mereka akan instruksi Rasulullah SAW yang harus dipatuhi, yaitu jangan sekali-kali meninggalkan posisi tetapi, peringatan itu tidak mereka dengarkan. Mereka bahkan meninggalkan celah yang seharusnya mereka jaga. Inilah kesalahan fatal mereka karena pasukan Quraisy tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Mereka berputar untuk menerobos dari belakang, melalui celah yang ditinggalkan serangan itu, pasukan Islam menjadi kocar-kacir, banyak diantara mereka yang terbunuh dan melarikan diri. Banyak juga yang menderita luka parah, termasuk Rasulullah SAW. Beliau mendapat luka cukup serius akibat kepungan pasukan kafir yang berhasil menerobos sampai ke depan beliau dan menyerang beliau sampai gigi gerahamnya kafir Quraisy membunuh Mush'ab bin Umair, pemegang bendera perang, di depan Rasulullah SAW, maka bendera itu perang beliau serahkan kepada Ali bin Abi itu berlangsung sampai terbenamnya matahari sehingga pasukan musyrikin merasa letih. Akhirnya, mereka mengundurkan diri untuk kembali ke Makkah tanpa berhasil merealisasi target mereka karena ketabahan dan keberanian Rasulullah SAW dalam mempertahankan Pelajaran PentingKita sebagai generasi penerus Rasulullah SAW yang berada di suatu zaman yang jauh dari peperangan,tentunya dalam membaca ulang ini tidaklah ingin mengembalikan sejarah silam. Bukan itu tujuannya. Tapi ingin mengorek semangat, pesan, serta pelajaran guna dijadikan sebagai pedoman dalam bagi kita yang sesungguhnya adalah bagaimana kita bisa membentengi diri dengan segala senjata dari serangan hawa nafsu yang menjerumuskan hingga kita jauh dari kesuksesan. Setidaknya ada dua pelajaran berharga dari kekalahan kaum muslimin saat Perang sebagai umat Nabi Muhammad saw harus menjadikannya sebagai pedoman dalam menata kehidupan selanjutnya. Mulai dari hal-hal yang paling kecil sekalipun hingga ke yang paling kemaksiatan dapat mencegah kesuksesan dan kemenangan. Lihatlah betapa kemaksiatan telah merenggut kemenangan yang seharusnya didapat oleh kaum muslimin. Hanya satu kemaksiatan yang dilakukan oleh para pemanah bisa menggagalkan melanggar perintah Nabi untuk tetap siaga di tempat dengan turun gunung memperebutkan harta yang ditinggalkan oleh kaum kuffar setelah mereka mampu mengusirnya. Namun pada akhirnya, kaum kuffar menyerang balik dengan menempati posisi yang ditempati kaum muslimin sebelumnya. Akhirnya kekalahan menjemput mereka sementara kemenangan menjauh mendekati kaum berfirman dalam surah Ali Imran ayat 152وَلَقَدْ صَدَقَكُمُ اللّٰهُ وَعْدَهٗٓ اِذْ تَحُسُّوْنَهُمْ بِاِذْنِهٖ ۚ حَتّٰىٓ اِذَا فَشِلْتُمْ وَتَنَازَعْتُمْ فِى الْاَمْرِ وَعَصَيْتُمْ مِّنْۢ بَعْدِ مَآ اَرٰىكُمْ مَّا تُحِبُّوْنَ ۗ مِنْكُمْ مَّنْ يُّرِيْدُ الدُّنْيَا وَمِنْكُمْ مَّنْ يُّرِيْدُ الْاٰخِرَةَ ۚ ثُمَّ صَرَفَكُمْ عَنْهُمْ لِيَبْتَلِيَكُمْ ۚ وَلَقَدْ عَفَا عَنْكُمْ ۗ وَاللّٰهُ ذُوْ فَضْلٍ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ - ١٥٢152 Dan sungguh, Allah telah memenuhi janji-Nya kepadamu, ketika kamu membunuh mereka dengan izin-Nya sampai pada saat kamu lemah dan berselisih dalam urusan itu dan mengabaikan perintah Rasul setelah Allah memperlihatkan kepadamu apa yang kamu sukai. Di antara kamu ada orang yang menghendaki dunia dan di antara kamu ada pula orang yang menghendaki akhirat. Kemudian Allah memalingkan kamu dari mereka untuk mengujimu, tetapi Dia benar-benar telah memaafkan kamu. Dan Allah mempunyai karunia yang diberikan kepada orang-orang kemaksiatan telah menjadi pangkal segala kerusakan dan kegaduhan. Kesenangan akan sulit didapat. Keadilan serta kemakmuran tidak akan meninggalkan jejak. Puncaknya kesuksesan dan kemenangan akan menjadi harapan belaka. Tidak akan bisa dijemput apalagi usahakan kita dengan segala filter dan benteng untuk tidak terjerumus ke dalam jurang kemaksiatan. Agar kita bisa menjemput kemenangan dan kesuksesan. Kita harus teguhkan kembali pada diri kita bahwa kemenangan kaum muslimin dijauhkan oleh Allah hanya karena satu samping, Nabi Adam AS pun dikeluarkan dari surga akibat satu kemaksiatan yang dilakukan. Janganlah kita menganggap remeh satu kemaksiatan walaupun tergolong kecil untuk selalu dilakukan terus menerus. Karena akibatnya akan fatal. Hati akan dan karamah akan sirna. Apalagi keberkahan. Akan semakin bahayanya mencintai dunia. Kemaksiatan yang terjadi dalam Perang Uhud dengan tidak mengindahkan perintah Rasulullah SAW untuk tetap siaga dalam posisi semula diakibatkan oleh kecintaan terhadap dunia. Mereka terpana dan tertarik mengejar dunia dengan meninggalkan akhiratnya. Akhirnya, bukanlah dunia yang didapat akan tetapi kekalahan yang harus dihadapi hingga mengakibatkan jatuhnya banyak perang ini kita belajar bahwa kecintaan terhadap dunia dapat merusak hati kita yang menjadi mesin penggerak segala kebaikan. Kita akan sulit berbuat baik, apalagi melakukan perintah-perintah Allah SWT. Kita akan lupa diri, apalagi tuhan kita. Akhirnya, kemenangan dan kesuksesan sangat sulit kita dan Rasul-Nya Saw menjelaskan dalam surah Al Ankabut ayat 64,وَمَا هَٰذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَهْوٌ وَلَعِبٌ ۚ وَإِنَّ الدَّارَ الْآخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ ۚ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَArtinya "Dan tidaklah kehidupan dunia ini kecuali hanya sebatas senda gurau dan permainan, dan sesungguhnya akhirat adalah kehidupan sejati. jikalau mereka mengetahui,"Marilah kita teguhkan diri kita untuk tetap tidak terjerumus ke dalam jurang kemaksiatan sekecil apapun bentuknya hingga dilakukan terus menerus. Bersamaan dengan itu juga kita juga tidak boleh terpukau apalagi terseret untuk cinta dijelaskan, jurang kemaksiatan dan cinta dunia, keduanyalah yang begitu nampak dalam kehidupan ini akan konseksuensi dan akibatnya. Keduanyalah yang menjadi awal dari segala bentuk kerusakan. Keduanyalah yang mencegah kebaikan nampak di keduanyalah yang dapat mengakibatkan kesuksesan serta kemenangan tinggal harapan belaka. Tanpa mewujud nyata dalam a' contoh khutbah Jumat Syawal pertama setelah Lebaran yang bisa kita ambil hikmah di dalamnya. Semoga bermanfaat. Simak Video "Jaga Kearifan Lokal, Masjid Al-Hikmah Dibangun dengan Nuansa Khas Bali" [GambasVideo 20detik] twu/rah
KhutbahJumat : Mengambil Hikmah Dari Kisah Ibrahim Bin Adham Diposting oleh Unknown di 21.41. Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Cerita Inspiratif Penuh Hikmah Jangan Pernah Batal Cerita Inspiratif Hikmah Tentang Berbakti Kepada O Setelah Membandingkan Al Qur'an VS Injil, Annisa S
heJTg. dxl1l98m9n.pages.dev/413dxl1l98m9n.pages.dev/495dxl1l98m9n.pages.dev/574dxl1l98m9n.pages.dev/27dxl1l98m9n.pages.dev/185dxl1l98m9n.pages.dev/138dxl1l98m9n.pages.dev/537dxl1l98m9n.pages.dev/61
khutbah jumat kisah penuh hikmah